Dialog Lingkungan Untuk Memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang di laksanakan oleh Wahana Pecinta Alam NTB (WANAPALA NTB) dan Gerakan Mahasiswa Pecinta Alam Rinjani (GEMPAR UGR) Sebagai tuan rumah dan sebagai salah satu UKM di Universitas Gunung Rinjani berjalan dengan sangat menarik, Senin (6/6/22)

Dialog yang mengusung tema “refleksi keadaan lingkungan hidup NTB, ” Kendalikan Sampah, Rimbunkan Hutan, Selamatkan Bumi” tercetus karena keprihatinan terhadap kondisi yang terjadi di NTB, mulai dari kondisi sampah yang terus menjadi masalah lingkungan, dengan didukungnya data sampah yang terus menerus naik setiap tahunnya.

Dihadiri oleh para penggiat lingkungan se-NTB yang terikat dalam WANAPALA NTB, dan juga turut hadir beberapa Dosen yang ada di Universitas Gunung Rinjani, serta dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi NTB yang sekaligus sebagai pembicara.

Pembicara oleh Radyus Ramli Hindarman selaku Subbid Pengelolaan Sampah DLHK Prov. NTB ini mengulas tentang bagaimana pengolahan sampah, penanggulangan sampah yang dominan menyumbangkan dari sampah rumah tangga, dan juga yang harus di lakukan untuk menangani sampah yang semakin meningkat.

Radius Ramli Mengungkap “Perlunya Kampanye terhadap Darurat sampah Yang terjadi di NTB, Dan juga peningkatan fasilitas dalam penanggulangan sampah” penerapan Control Renville salah satu pola yang di gunakan dalam penanggulangan sampah.

Subahan, M.Si Dekan Fakultas Perikanan juga berpendapat bahwa “tingkat keterlibatan masyarakat dan manfaat langsung yang diterima adalah salah satu hal yang kongkrit ketika dalam mengatasi permasalahan sampah dan dalam menjaga lingkungan. Keseriusan pemerintah dalam menangani sampah tidak sesuai dengan fasilitas pendukung yang tersedia yang katanya program yang di utamakan. Sangat penting juga jika sampah ini di masukkan dalam kurikulum pendidikan mulai dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi”

Rian WANAPALA juga menyinggung terkait program Zero Waste yang hanya mengalami peningkatan sebesar 20% , dikarenakan juga tidak di dukung Anggaran maupun Sarana untuk mempermudah pengolahan sampah mulai dari desa-desa.

Dialog yang dimulai dari pukul 14.00 berjalan dengan alot, membutuhkan waktu lebih dari 2 jam, yang membuat audience berharap ada dialog seperti ini, karena banyak pertanyaan yang belum bisa di utarakan. Sangat penting juga dilakukan sebagai salah satu Edukasi khususnya di Kampus untuk bagaimana sampah tidak hanya langsung sampai di pembuangan akhir

Radyus Ramli juga berharap setelah kegiatan dialog lingkungan di dapat kembali menyadarkan terhadap kondisi sampah hari ini,
“lakukan dari diri sendiri, hal-hal kecil. sampahku tanggung jawabku” meskipun hanya sebagian yang sadar sekembalinya namun ini langsung yang sangat baik untuk kelestarian lingkungan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Home
Account
Berita
Search
error: Content is protected !!